Majikanku mempunyai tiga orang anak, yang dua sedang meneruskan kuliahnya di luar negeri dan yang bungsu baru masuk kuliah tingkat satu di salah satu universitas Jakarta. kita sebut saja Vina, Ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Sebenarnya aku nggak berani berpikir macam-macam karena ia adalah anak majikanku. Tapi akhirnya hari demi hari aku mulai menyimpan rasa kepadanya, karena Vina mempunyai tubuh yang berbentuk seperti model dan payudaranya yang sedang kira-kira berukuran 34B dia suka memakai pakaian yang ketat dan seksi. Kadang ia memakai daster yang cukup tipis dan bisa dibilang tembus pandang, hingga kulit tubuhnya yang putih mulus sampai bra dan celana dalamnya bisa terlihat walaupun sedikit samar. Ditambah aroma tubuhnya yang harum.
Terkadang bila Vina sedang duduk, kakinya sedikit agak terbuka, yang aku lihat hanya pangkal pahanya saja yang putih mulus dan menggairahkan. Pada saat itu aku sedang mengepel ruangan. Aku pun semakin penasaran dan terus mencari posisi yang pas sambil aku mengepel di kolong meja hingga aku leluasa melihat pahanya sampai ke celana dalamnya. Sungguh terlihat jelas celana dalamnya berwarna coklat, dan tanpa kusadari penisku pun langsung ber-ereksi. Rasanya ingin sekali aku meraba paha dan bercinta dengannya. Membuatku jadi kurang konsentrasi pada pekerjaanku.
Hingga suatu malam aku sedang duduk di lantai sambil nonton acara televisi di ruang tamu. Pada saat itu pun tuan dan nyonya sudah tertidur pulas. Dan Vina baru pulang kuliah yang langsung bergegas membersihkan diri (mandi). Setelah selesai mandi, ia memakai kimono yang agak basah. Kulihat sekilas dadanya bergerak-gerak dengan bebas dan berjalan mengarah ke dapur. Hinga aku berfikiran “apakah Vina tidak menggunakan bra?”. pada saat itu pun penisku langsung ber-ereksi. Memang dadanya cukup besar yang berukuran 34B dan padat berisi.
Setelah itu ia memanggilku dan memintaku untuk menghangatkan makan malamnya. Karena bajunya yang agak sedikit basah dan tembus pandang, terlihat kedua putingnya yang menonjol di balik kimono yang dipakainya. Tapi aku tak pernah melakukan apa-apa cuma seringkali aku melirik ke arah belahan payudaranya. Namun Vina terlihat acuh, seolah-olah ia tidak merasa dipandangi olehku. lalu setelah aku memanaskan makan malamnya aku langsung kembali ke kamar untuk beristirahat.
0 Comments