Jenni gadis berkulit putih berumur 23 tahun, lulusan univ ternama, tinggi 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebih terkonsentrasi dengan yang di balik bra itu. Mojang Bandung ini kukenal dalam sebuah training di Puncak, Bogor. Dia dari sebuah perusahaan Periklanan di seputaran Sudirman Jakarta dan aku dari perusahaan konsultan Manajemen di sekitar Casablanca, juga di Jakarta.
“Hai Jenni, tadi kulihat kamu ngantuk ya?” kataku ketika rehat kopi sore itu di sebuah training yang kuikuti.
“iya nih, gue ngejar deadline 2 hari dan boss langsung nyuruh ke training ini” katanya.
“Kemari dengan siapa?” kataku menyelidik
“Sendiri.., kenapa, elo diantar ama bini ya?” Buset dah ketahuan nih gue udah punya bini.
“Ah, enggak, gue sama Remi.. tuh..” kataku sambil menunjuk Remi yang sedang asyik ngobrol dengan peserta lain.
“Lo sendiri kok gak ngantuk sih?”
“Gimana bisa ngantuk sebelah gue ada cewe cakep, hehehe..”
“Ah, masa? Siapa?” Ye, pura pura dia, pikirku.
“itu tuh, yang tadi ngantuk..”
“Ah, sialan lo..” sambil tangannya mencubit lenganku. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing.Pokerqq
Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam.
“Hmm..elo kok nggak bawa jaket Jen?” kataku ketika dia kulihat agak meringkuk kedinginan di meja makan.
“iya nih, buru buru.. kelupaan”
“Aku masih punya satu di kamar, biar aku ambilkan”
“Oh, gak usah Urip.. toh cuma sebentar..” Tapi aku keburu pergi dan mengambilkan baju hangatku untuknya.
“Thanks, Urip.. elo emang temen yang baik” katanya sambil mengenakan sweater. Aku membayangkan seandainya aku jadi sweaternya. Usai makan nampaknya dia buru buru ingin masuk ke kamar.
Jenni tidak menolak ketika aku menawarkan mengantarkannya. Di depan pintu kamar dia malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dicinta ulam tiba. Aku pura pura lihat jam. Masih jam besar 20.15.
“Lain kali aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman teman” kataku agak nervous tapi dalam hati aku berdoa, mudah mudahan dia tidak basa basi.
“Cuek aja Urip, kita kan ada tugas bikin outline..” Memang kebetulan aku dan Jenni satu group dengan 3 orang lainnya, tetapi tugas itu sebetulnya bisa dikerjakan besok siang. Akhirnya aku masuk, duduk di kursi.
Jenni menyetel TV lalu naik ke ranjang dan dengan santai duduk bersila.
“Gimana Jen, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?” kataku basa basi.
“Belum tuh, males ah ngomongin tugas, mending ngobrol yang lain saja” Horee.. aku bersorak, pasti dia mau curhat nih. Bener juga.
“Urip, gue jadi inget cowok gue yang perhatian kayak elo..sama bini elo juga begitu ya?”
“Yah, Jenni.. biasa sajalah, sama siapa siapa juga orang marketing harus baik dong, apa lagi sama cewe kayak elo.. hehehe..”
“Tapi gue akhirnya mengerti kalau cowo perhatian itu gak hanya sama satu cewe, tul gak sih?”
“Tergantung dong Jen, buktinya gue punya bini satu, hahaha..”
“Tapi kayaknya elo juga punya cewe lain.. ya kan?”
“Kok tau sih?” kataku pelan.
Aku jadi ingat Dewi mahasiswi yang minta bantuanku menyelesaikan skripsinya dan akhirnya bisa tidur dengannya. Tapi sungguh, aku tidak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baik baik dan dia tetap virgin sampai akhirnya menikah.
“Stereotip saja, berbanding lurus dengan keramahan dan perhatiannya” katanya lagi dengan senyum yang genit. “Kenapa emang Jen, elo lagi ada masalah dengan cowo lo yang ramah itu?”
“Santai aja Jen, setiap orang punya masalah dan banyak cara menghadapinya” kataku seolah psikolog kawakan.
“Gue melihat dia jalan ama temen gue, dan kepergok di kosan temen gue itu”
“Trus?”
“Gue gak bisa maafin dia..”
“Ya, sudah mungkin kamu masih emosi saja, santai saja dulu masih banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dia pasti pulang ke pangkuanmu..” kataku.
“Kadang gue pengen balas aja, selingkuh sama yang lain, biar impas..”
“Hmm.. tapi itu kan gak menyelesaikan?”
“Biar puas aja..” Tiba tiba dia menangis.
Wah gawat nih, pikirku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaimana ceritanya aku sudah memeluknya.
“An, jangan nangis, entar orang orang pada dengar” Bukannya mereda, tangisnya malah makin keras. Kudekap dia sehingga tangisnya teredam di dadaku. Jantungku berdebar tak karuan.Situs Poker v
Telunjukku menyeka air matanya. Kupandangi wajahnya. Bodoh amat nih cowoknya, cewe cakep begini kok disia siakan pikirku. Dan tanpa sadar aku mencium pipinya, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba tiba Jenni membalas dengan kecupan di bibir. Wah, seperti keinginan gue nih, pikirku dalam hati.
Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menghisap bibir mungil yang harum dan merekah itu. Jenni membalas tidak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulai naik. Dengan lembut kutidurkan dia. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, dari balik sweater aku sentuh kedua bukit kembar menantang itu. Jenni mendesis desis.
“Terus rip, perhatian elo bikin gue jadi wanita..”
“Tenang sayang, wanita seperti kamu memang pantas diperhatikan.. hmm?” Seperti minta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshirtnya.
Sekarang kedua bukit kembarnya terbuka. Buset dah, putingnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagi untuk tidak menyedotnya. Aku memang paling hobby menetek dan menghisap benda terindah di dunia ini. Jenni terus mendesis desis. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulai mengeras.
“Uh.. ahh.. uh..”
“Jenni.. tubuhmu indah sekali..” Kataku memuji seperti halnya memberi pujian kepada customer perusahaanku.
“Ayo, Urip.. jangan dilihat saja, aku rela kamu apakah saja..”
“iya, sayang..” kataku, sambil tanganku merogoh bagian depan celana jeans nya.
Tangannya membantu membuka resletting dan dengan cepat Jenni sudah terlihat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksi sekali anak ini, pikirku.
Hmm..dari balik CD-nya terlihat bulu bulu halus dan hitam legam. Uh, aku sudah tidak sabar lagi namun dengan tenang aku mengelusnya dari luar. Jenni menggelinjang, matanya terlihat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercium aroma yang sangat kukenal, dia pasti merawat benda yang paling dicari semua laki laki ini dengan baik.
“Jenni.. boleh aku cium?” bisikku pelan.
Jenni mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Jenni merenggangkan kedua kakinya. Pasrah. Dengan kedua jariku, kubuka vaginanya dan terlihat klitorisnya yang merah merekah. Basah. Sungguh indah dan harum. Kujulurkan lidahku di sekitar pahanya sebelum mencapai klitorisnya. Jenni mendesis desis dan mulai meracau dan terlihat seksi sekali.Klik Disini
Demikianlah Artikel Pijatan ayu yang membuat terangsang
Terimakasih sudah membaca Pijatan ayu yang membuat terangsang dan nantikan update cerita sex lebih menarik selanjutnya. Semoga artikel ini bisa menghibur.
LINK ALTERNATIF BEST POKER
>https://betboshepoker.blogspot.com <PKV GAMES>
>https://rajabettingqq.blogspot.com <PKV GAMES>
>https://idprobetting.blogspot.com <PKV GAMES>
>https://bettpokeronline.blogspot.com <IDN POKER>
>https://betlolipoker.blogspot.com <IDN POKER>
>https://lolipokerqq.blogspot.com <IDN POKER>
PANDUAN BERMAIN DI POKER ONLINE
>https://pokeronlineqqq.blogspot.com <POKER>
>https://domin0qq.blogspot.com <DOMINO>
>https://kartucapsasusunn.blogspot.com <CAPSA SUSUN>
>https://bermainadukiu.blogspot.com <ADU KIU>
>https://bandarqqkiu.blogspot.com <BANDAR KIU KIU>
FORUM POKER ONLINE
>https://vippoker.forumotion.asia/forum
NB : Untuk Link Di atas Memiliki Link Diatas Memilik ID PRO RESMI JP
>https://betboshepoker.blogspot.com <PKV GAMES>
>https://rajabettingqq.blogspot.com <PKV GAMES>
>https://idprobetting.blogspot.com <PKV GAMES>
>https://bettpokeronline.blogspot.com <IDN POKER>
>https://betlolipoker.blogspot.com <IDN POKER>
>https://lolipokerqq.blogspot.com <IDN POKER>
PANDUAN BERMAIN DI POKER ONLINE
>https://pokeronlineqqq.blogspot.com <POKER>
>https://domin0qq.blogspot.com <DOMINO>
>https://kartucapsasusunn.blogspot.com <CAPSA SUSUN>
>https://bermainadukiu.blogspot.com <ADU KIU>
>https://bandarqqkiu.blogspot.com <BANDAR KIU KIU>
FORUM POKER ONLINE
>https://vippoker.forumotion.asia/forum
NB : Untuk Link Di atas Memiliki Link Diatas Memilik ID PRO RESMI JP
0 Comments